Kenapa Brussels dianggap sebagai ibukota Eropa? Karena markas besar European Commission, European Parliament, dan NATO terletak di Brussels, ibukota negara Belgia. Kota ini juga disebut-sebut sebagai melting pot beberapa budaya di Eropa: Belanda, Jerman, dan Prancis. Ketika saya berkunjung ke kota ini, sedikit saja sensitifkan telinga, Brusseleirs gampang sekali berganti bahasa ketika sedang bercakap-cakap. Host Couchsurfing saya, Lotte, berasal dari Antwerp, bagian dari Belgia yang berbahasa Belanda, tapi dia juga fasih berbahasa Jerman, Prancis, dan Inggris. Di kota ini sendiri, 80% penduduknya berbahasa Prancis, 20%-nya bahasa Belanda. Nama-nama jalan di Brussels juga punya dua nama: Belanda dan Prancis, misalnya Grand Place punya nama lain Grote Markt dan alamat host saya di Rue de l'Etuve atau Stoofstraat. Oh, dan sebelum saya lupa, orang Belgia cuma cium pipi kanan, tidak seperti Italia yang kanan-kiri atau Polandia yang kanan-kiri-kanan. 
Grand Place/Grote Markt

Read More
Bloemenmarkt atau pasar bunga di Amsterdam menurut saya adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Amsterdam. Apalagi buat pehobi tanaman, mungkin rela seharian di sini. Bagaimana tidak, bloemenmarkt adalah pasar bunga yang menjual berbagai jenis tanaman, dari bibit sampai tanaman tumbuh. Mulai yang standar Belanda: tulip, mawar, ganja, sampai tanaman karnivora (itu loh yang penampakannya kayak mulut monster yang biasa memakan binatang). Kamu bisa memborong bibit tulip seharga 6 euro untuk 10 buah buat ditanam di Indonesia. Rasanya semua tanaman bunga semua ada di sini. Mau tulip jenis apa, ada. Mau pilih warna apa, juga ada semua. Seru banget ngelihat warna-warni bunga di sini, walaupun gak bisa ke Keukenhoff, ke bloemenmarkt juga oke.

Letak
Toko-toko di Bloemenmarkt mengapung di kanal Singel sejak tahun 1862. Mereka mengklaim bahwa di dunia, pasar ini satu-satunya pasar apung yang menjual bunga. Kanal ini terletak di antara Koningsplein dan Muntplein, buka setiap hari dari jam 9 pagi sampai setengah 6 sore.
Terletak di kanal Singel

Read More
Sesuai janji, kali ini saya akan review Megabus, lini bus berbasis di UK yang cakupan destinasinya adalah Eropa Barat dan UK. Bus ini melayani ke kota-kota di England, Scotland, Ireland, Wales, Prancis, Belgia, Belanda, Jerman, dan Spanyol. Jadi untuk kamu yang ingin sekali mengeliling Eropa Barat apalagi UK, naik Megabus jadi salah satu cara menekan pengeluaran transportasi.

Online booking
Situs www.uk.megabus.com cukup sederhana dan gampang digunakan. Mirip dengan situs online booking pesawat.
Halaman muka uk.megabus.com
Untuk tahu apakah Megabus melayani rute tertentu, langsung saja cari di kotak “Leaving from”, nanti di kotak “Travelling to” akan muncul koneksi dari kota asal. Misalnya, dari Glastonbury, Megabus hanya melayani ke London, Swindon, Exeter, Corsham, dan Chippenham, tidak bisa ke Paris atau Birmingham.
Read More
Benua Eropa memang luas, dengan adanya single visa, pastinya selalu ada keinginan tidak hanya mengunjungi 1 negara saja, kalo bisa 22 negara Schengen khatam sekaligus! Ketika saya berkunjung ke sana, saya mengunjungi 12 negara jika Vatican City dihitung. Total perjalanan saya menghabiskan 32 juta rupiah sudah termasuk tiket pesawat pp. Murah kan? Banyak yang bertanya gimana cara saya getting around Europe dengan murah. Begitu banyak informasi di internet, bahkan kita bisa pakai website favorit www.rome2rio.com untuk research bagaimana mencapai kota tertentu dari kota tertentu. Jadi kamu bisa memilih transportasi sesuai budget. Saya tidak pakai Eurail Pass untuk keliling walaupun sempet jadi pertimbangan, tapi setelah dihitung-hitung, kok lebih mahal pake Eurail Pass daripada beli ngeteng dan pakai bus. Postingan kali ini akan saya jelasin detail transportasi apa yang saya pakai beserta harganya.

Ini rute Eropa 50 hari saya (Start 8 Juni 2014; Finish 29 Juli 2014)
Jakarta-Kuala Lumpur-Paris-Amsterdam-Brussels-Aachen-Duren-Cologne-Hanover-Berlin-Potsdam (day trip dari Berlin)-Poznan-Warsaw-Krakow-Oswiecim (day trip dari Krakow)-Wroclaw-Prague-Brno-Vienna-Bratislava-Budapest-Ljubljana-Bled (day trip dari Ljubljana)-Venice-Roma-Florence-Pisa (day trip dari Florence)-Milan-Paris-Kuala Lumpur-Jakarta
Read More
Susah untuk menjawab selain "Vienna" kalau ditanya "Dimana tempat terbaik menonton konser musik klasik dan opera?" Yes, Vienna. Tempat dimana Mozart, Beethoven, dan Bach pernah mengadakan konser tunggalnya. Vienna Philharmonic disebut-sebut sebagai salah satu orkestra terbaik di dunia, yang bermarkas di Vienna State Opera (Wiener Staatsoper). Gedung Staatsoper ini juga merupakan salah satu opera tersibuk di dunia, yang menyelenggarakan sekitar 300 konser, opera, dan pertunjukan balet sepanjang tahun. Wew, jadi kapanpun kamu ke Vienna, pasti ada pertunjukan di Staatsoper

Kalau kamu jalan-jalan di Vienna, khususnya di sekitar St. Stephen Cathedral atau Schloss Schonbrunn, kamu pasti nemu cowok-cowok yang berpakaian ala Mozart lengkap dengan rambut palsunya (gak kebayang gerahnya pas summer!). Cowok-cowok ini sales tiket konser yang biasa diadakan di Schloss Schonbrunn dan harganya lumayan mahal kalo gak ambil tiket student. Berhubung orang Indonesia mukanya baby face, coba aja keberuntungan dengan membeli tiket student. Harga termurah yang mereka tawarkan sekitar 25 euro untuk student.

Read More
We expect the unexpected when travel. There’s no damn thing about perfection in traveling. We plan, God laughs.

Perjalanan ke Jawa Timur tahun lalu banyak cerita sialnya. We make mistakes, we learn from that. Semoga bisa menjadi pelajaran buat orang lain.

1. Sepatu saya jebol. Yaiyalah, sepatu kets dari jaman kelas 6 SD itu emang udah renggang dikit solnya. saya pede gonjreng banget sepatu itu bisa tahan buat hiking. Ha. Perkiraan saya salah. Sesampenya di Juanda, saya ngerasain sepatunya ngropos. Bener aja, solnya copot semua! Hancur lebur. Sempet diketawain sama petugas bandara, saya ganti ke sendal jepit dan sepatu busuk itu saya makamkan di tong sampah Juanda.

Problem solved: saya bela-belain nongkrong di depan Ramayana deket Terminal Bungurasih supaya bisa beli sepatu. saya pengunjung pertama pagi itu, milih-milih, akhirnya beli sendal gunung Carvil seharga 80 ribu (maunya yang murah). Ternyata sendal gunung itu sakti, bisa nganterin saya sampai Kawah Ijen, dan sampe sekarang masih oke. I love cheap!
Read More
Mendaki gunung adalah hal yang paling pengen saya kerjain di tahun ini. saya selalu penasaran apa yang dicari manusia-manusia petualang menuju puncak-puncak bumi? Bukankah mendaki sendiri adalah pengalaman yang menyusahkan? Bayangin, lo pergi, nanjak, dengan beban belasan kilo, menuju puncak, foto-foto sebentar di atas, terus turun lagi? Buat apa semua susah payah itu?

Dan teman saya akhirnya mengajak saya ke Kawah Ijen, yg ngebutuhin pendakian. Saatnya ngejawab penasaran itu! Gimana sih sensasi mendaki gunung?

Kebetulan agenda kami ini dibarengin dengan nonton Jember Fashion Carnaval 2013 di Jember. Nonton karnaval heboh ini kesampaian juga karena dapet tiket pp Mandala yang murah banget. Akhirnya saya dapet jadwal pp yg oke, Jumat pagi berangkat, Minggu malem pulang, CGK-SUB. Berhubung karnavalnya hari Minggunya, maka kami punya waktu luang di Jumat dan Sabtunya, yang akhirnya kami manfaatin buat berkunjung ke Bondowoso dan hiking ke Ijen.
Read More
Beer for noobs
Thanks to German culture, saya pun ditawari beer oleh host orang Jerman, Jenny dan Micha. Karena mereka tahu benar saya Muslim, jadilah saya disodorin “alkoholfreibeer. Sudah alkoholfrei, rasa lemon pula. Mungkin ini jenis beer paling noobs seantero Jerman, hehehe. Awalnya saya dikasih alkoholfrei tanpa tambahan rasa. Setelah menyicip sedikit (dan proses “inisiasi bir” ini ditontonin sama Jenny dan Micha), saya menyernyitkan muka, bleargh, pahit! 


"It’s bitter!" kata saya, menyicip sedikit lagi.

"Yeah, every first-timers will say that," kata Micha, sedikit tertawa melihat ekspresi muka saya.

"And the one with the alcohol has the same taste with the alcohol-free?" tanya saya lagi.
"Yep."
"I don't understand."
Read More
Terakhir kunjungan ke Singapura mengharuskan saya tidur di Changi Airport. Ya mau gimana lagi, sampai di sana sekitar jam sepuluh malam karena pesawat dari Jakarta delay 1 jam. Eh, tapi saya emang rencana tidur di sana sih, habisnya daripada ngabisin 40 dolar tambahan buat tidur di hostel yang bakal cuma beberapa jam, mendingan tidur aja sekalian disini. Maklum, budget traveler :)


Changi Airport sering dinobatkan oleh Sleeping in Airport sebagai bandara yang paling nyaman “ditiduri” oleh para traveler yang transit atau emang gak punya duit seperti saya. Menurut saya (sebagai traveler yang belum banyak melihat bandara, bandara ini memang sangat bagus), Changi lebih seperti mal. Ketika bandara-bandara yang lain sekedar memberikan fasilitas yang cukup karena menyadari fungsi bandara sehingga mengharap orang akan cepat meninggalkannya, Changi membuat orang-orang di dalamnya merasa ingin berlama-lama di dalam.
Read More
Kalo istilah backpacker pasti udah gak asing lagi di percakapan sehari-hari, bahkan banyak orang yg sok-sokan ngaku backpacker tapi mentalnya belum *ups. Saya sendiri gak mendefinisikan diri sebagai traveler jenis apa, saya kadang pake backpack, tapi gak nolak juga pake koper, tergantung situasi aja. Tapi saya beneran gak setuju kalo definisi backpacker cuma sebatas “orang yg jalan-jalan memakai ransel”. Backpacker lebih kepada mental dan mindset.

Flashpacker. Belum banyak yang denger tentang gaya jalan yang baru beberapa tahun ini dikenalin. Apa sih flashpacker? Perbedaan paling utamanya adalah ini: (ngutip dr ezine articles)

"Flashpackers are NOT a sub-set of backpackers. Backpackers being defined here as those who travel on a strict budgets, use backpacks, and prefer traveling experiences over touring experiences (a distinction that is like the problem of evil discussion in philosophy, mix two beers and you could go at it all night long). In my experience, the different attunements to money make the two fundamentally different types of travelers.Flashpackers will, for example, stay in a super budget hotel, but splurge on the famous restaurant in town. Therefore the fundamental credo of the backpacker might be to seek out budget experiences that are “locally authentic” (in the best cases), whereas the credo of the flashpacker would be to seek out high value experiences that are personally interesting."
Read More
Who is not familiar with Phuket? The island became one of the favorite destinations in Thailand by foreign travelers for its beautiful beaches. Phuket is the largest island in the group of islands that stretches in the Andaman Sea Thailand. Along the coastline of Phuket is a paradise for sun lovers and sun seekers. Not surprisingly, many options to stay spread throughout the island, depending on the interests and preferences of each traveler. The following are areas that you can choose to stay.

1. Patong
All things can be found around Patong Beach. You could say, Patong is Phuket island centers. How come? Traveler can find a variety of accommodation and restaurants to suit budget and interests. The worst hostels to the best resorts are here. Italian, Korean, Japanese, Chinese, Indonesian restaurant are here, ready to satisfy the tongue of food lover. For shoppers, Patong also offers the best souvenir center and a large shopping mall, Jungceylon. Nightlife can also be offered in Bangla Road, complete with hot girls. Patong area suitable for travelers who prioritize a strategic location and enjoy the hustle and bustle of the nightlife.
Read More
So, you decided to take a vacation this year but still have no idea how to save money? Your money was just “stop by” to your wallet and end up was spent to buy something? You are not alone. There are people who always complaining if they can not take a leave for vacation (even unmarried person) because of money. Well, in my opinion, it is not always the money. It is about the way of you think. 

I am not an expert in personal financial planning, neither an economics graduate. I am just a frequent traveler who always save salary to take a vacation. Working hard, then traveling hard. But why you have to listen to me? Since there are many travel blog who discuss the same thing, I could give you some of my saving stories

1. Do not tempted by sale. Women usually tempted by fashion sale, while men by gadgets, automotive accessories, or Skyrim latest game. Stay focus, imagine it, with that money, you can have a great pad thai in Chiang Mai or a glass of beer in Prague.
Read More
I can help you to translate it,” kata saya ketika menyadari cewek bule di sebelah saya kebingungan mengisi formulir bea cukai tentang barang bawaan dalam Bahasa Indonesia, yang dibagikan pramugari AirAsia. Memang aneh imigrasi Indonesia, formnya saja dalam Bahasa Indonesia, dan dibagikan ke bule. 

Dalam pesawat pulang dari Thailand menuju Jakarta, saya duduk di sebelah sepasang anak muda asal Australia yang sedang melakukan gap year traveling. Kayaknya mereka sepasang kekasih. Setelah formulir tadi diisi dengan bantuan terjemahan dari saya, kami pun mengobrol ringan. Mereka berdua tidak lebih tua dari pada saya, si cewek malah kelahiran 1990 dan belum masuk universitas. Tapi, mereka ngakunya sudah 7 bulan traveling tanpa henti: 3 bulan di Eropa, 2 bulan di Vietnam, dan sudah 2 bulan di Thailand. Damn.

Saya nyesek.

Mereka dapet duit dari mana traveling selama itu? Mereka menjawab: “We saved money from part-time job salary and WWOOF-ing.”

What? Woofing? Like a dog?” tanya saya bodoh.
Read More
Baru saja saya menyelesaikan solo backpacking trip ke 11 negara di Eropa (1 negara karena kecelakaan). Sendirian dan mengurus semuanya secara mandiri, mulai dari visa sampai budgetnya. Banyak pertanyaan yang muncul tentang gimana saya ngerjain semuanya. Well, kalau tahu caranya, semua terasa gampang kok! Mulai dari mana?

Niat dan uang

"The hardest part of traveling is the decision to go". Kalau sudah ada niat yang kuat, silakan lanjut ke step berikutnya: siapkan uang. Gak ada orang yang bakal nyangkal kalo saya bilang traveling ke Eropa itu mahal dan bikin bangkrut. Berapa uang yang harus disiapkan? Tergantung cara traveling dan spending habit kamu. Kalau mau makan di restoran saat makan siang dan malam, silakan siapkan lebih karena untuk 1 main course sekitar 7-15 euro. Kalau mau beliin oleh-oleh untuk mama, papa, kakak, adik, om, tante, ya siapin uang banyak karena harga 1 magnet kulkas standar 5 euro sendiri. Untuk uang, bisa dihitung dan diperkirakan dari poin-poin berikutnya.

Visa Schengen

Visa Schengen adalah single visa untuk 26 negara di Eropa, silakan cek di Wikipedia negara mana saja yang di-cover visa ini. Tidak semua negara EU termasuk Schengen, dan sebaliknya. Visa ini bisa didapatkan di kedutaan negara Schengen manapun. Pengalaman saya sendiri kemarin berhasil dapat via kedutaan Belanda. Kita bisa mengajukannya maksimal 90 hari sebelum tanggal keberangkatan. Karena proses pengajuan di kedutan Belanda hanya 1 hari, kamu bisa saja mengajukannya 1 minggu sebelum berangkat. Tapi ya bakal deg-degan, hehe. Saya tidak akan menjelaskan terlalu detail tentang visa ini karena akan saya bahas di tulisan selanjutnya.

Asuransi Perjalanan

Dokumen ini dibutuhkan ketika apply visa, jadi belilah sebelum memasukkan aplikasi. Sebagian besar asuransi perjalanan memiliki sistem reimbursement atau uang akan diganti ketika sudah di negara asal dan memasukkan semua dokumen yang dibutuhkan. Saya tidak memilih asuransi jenis ini karena saya tidak mau bangkrut mendadak karena harus membayar biaya berobat di muka dengan uang saya sendiri. Maka saya memilih asuransi perjalanan sistem cashless. Satu-satunya hal yang harus saya lakukan ketika akan berobat adalah menelepon call center untuk diarahkan ke rumah sakit rekanan dan saya tidak akan dikenakan biaya pengobatan, sederhana dan tidak bikin bangkrut! Banding-bandingkan saja asuransi dengan premi dan ketentuan mereka, sesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan kamu.
Read More
Sebagai warga negara dunia ketiga dan berkembang, visa adalah salah satu tantangan jika kita ingin ke luar negeri, apalagi Eropa dan USA yang terkenal ketat akan seleksi aplikasi visa. Sudah banyak cerita orang yang ditolak visanya karena banyak faktor. 

Setelah uang untuk ke Eropa terkumpul, akhirnya saya maju untuk apply visa di Kedutaan Belanda. Jam 6 sore tepat harus stand-by di depan laptop untuk rebutan appointment online di website kedutaan. Tepat pada waktu itu, kedutaan membuka slot appointment di hari yang baru persis 2 minggu yang akan datang. Pastikan kamu punya internet kencang dan stabil karena hanya dalam beberapa detik, slot appointment akan penuh khususnya di bulan-bulan liburan. Jika gagal dalam kesempatan pertama, jangan menyerah dulu, langsung refresh halaman berkali-kali sampai ketemu slot hijau available. Jangan menyerah sampai (paling tidak) jam 8 malam karena mungkin saja kamu akan mendapat keberuntungan seperti saya. Saya melotot pas melihat ada slot hijau mendadak muncul jam setengah 8 malam dan akhirnya saya berhasil mendapatkan appointment. Sebelum berburu slot, siapkan data diri seperti nomor paspor, validity, tanggal lahir dan tanggal keberangkatan supaya lebih cepat mengisi form online karena kamu hanya punya waktu beberapa menit saja.
Read More
Disclaimer: Sebelumnya saya ingin bilang bahwa saya bukan agen asuransi dan penyebutan merek-merek asuransi di bawah ini tidak memiliki niat untuk menjelekan atau memuji merek tertentu. Tulisan ini bermaksud senetral-netralnya membandingkan asuransi perjalanan yang akan kita butuhkan setiap mengajukan aplikasi visa Schengen. 
Jadi kamu sudah akan mengajukan visa ke Eropa? Bagus! Sekarang pasti bingung mau beli asuransi perjalanan yang mana. Sebagian besar perusahaan asuransi besar sudah menyediakan produk asuransi perjalanan. Kamu bisa buka website masing-masing dan banding-bandingkan premi dan manfaatnya. Kadang, terlalu banyak informasi buat kita menjadi semakin bingung. Artikel ini bermaksud untuk meringkas semua informasi itu supaya kamu nggak bingung lagi. Mari kita bandingkan satu-satu.
Sebelumnya, syarat untuk mengajukan aplikasi Visa Schengen adalah asuransi dengan minimal pertanggungan sebesar EUR 30.000 atau USD 50.000. Jadi kalau besar maksimal manfaatnya kurang dari itu, lewatin saja!
Read More
Paris adalah salah satu kota termahal di Eropa untuk ditinggali. Gak heran kalo kita membandingkan Jakarta dan Paris di situs Expatistan, Paris 105% lebih mahal dari Jakarta. Angka ini memang bikin jiper untuk kita warga negara berkembang. Tapi, apakah angka ini bikin kita menyurutkan niat ke traveling ke sana? Jangan dong. Berikut saya jelaskan bagaimana cara menghemat uang di Paris.
1. Beli carnet. Sistem transportasi di Paris terintegrasi dan menggunakan hanya 1 tiket (tidak termasuk tiket RER ke luar Paris-seperti Versailles dan Disneyland). TIket ini namanya “t+” dan harganya 1.70 euro per tiket. 1 tiket ini berlaku selama 90 menit untuk penggunaan metro, RER dalam kota, bus, dan tram Paris. Supaya lebih hemat, belilah 1 pak tiket t+ yang disebut “carnet”. Kamu akan mendapatkan 10 tiket t+ seharga 13.70 euro. Lebih hemat 3.30 euro dibandingkan pembelian normal 10 tiket seharga 17 euro. Semua mesin tiket melayani pembelian carnet.

2. Naik transportasi umum dari Bandara Charles de Gaulle. Harga tiket RER ke kota (bisa transfer ke metro) adalah 9.75 euro,durasi 25-40 menit. Alternatif lain adalah naik RoissyBus (10.5 euro, durasi 60 menit), Bus 350 (6 euro, durasi 80 menit), dan Bus 351 (6 euro, durasi 80-90 menit).
3. Jangan naik taksi, apalagi dari bandara! (tips umum buat budget traveler, hehe) 
Read More
Louvre. Museum yang paling dikunjungi di seluruh dunia ini terletak di jantung kota Paris, membuatnya menjadi atraksi turis top selain Eiffel Tower. Museum yang dibuka pada tahun 1793 ini adalah salah satu museum terbesar di dunia, dengan 380.000 item seni yang dipamerkan dan menerima lebih dari 9.7 juta orang per tahun. Sejarah panjang meliputi museum ini, dimulai ketika Louvre berperan sebagai benteng kerajaan Prancis pada abad pertengahan sampai masa modern ketika piramida kaca ditambahkan. Louvre terletak di 1st arrondisement, untuk mencapai ke sana, kita harus turun di stasiun metro Line M1 Palais Royal-Musee du Louvre. Louvre adalah salah satu “dream came true” saya karena terobsesi sewaktu dulu baca The Da Vinci Code dan siapa sih yang gak mau melihat Mona Lisa langsung? Makanya ketika berhasil masuk ke piramida fenomenal karya I.M. Pei itu, saya gak berhenti senyum-senyum sendiri karena seneng.
Museum ini buka setiap hari kecuali Selasa, dan dibuka pukul 9 pagi. Pada tanggal 1 Januari, 1 Mei, dan 25 Desember, museum ditutup. Jangan lupa, kalau kebetulan berkunjung di bulan Oktober sampai Maret, setiap hari Minggu pertama di bulan berjalan, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis. Tiket masuk museum ini adalah 12 euro untuk pengunjung berumur 18 tahun ke atas, di bawah itu gratis. Saya sarankan, untuk menghindari antrian panjang, datanglah pukul 9 pagi. Terik matahari Paris ketika summer sama sekali tidak nyaman. Untuk memperkaya pengetahuan, sewalah Nintendo 3DS Audio Guide seharga 5 euro di konter tiket supaya ngerti tentang karya yang dipamerkan karena tidak semua papan display item seni menjelaskan dalam bahasa Inggris. Karena backpacker miskin, jadilah saya hanya ditemani peta gratis, sambil menebak-nebak apa inti papan display yang rata-rata dalam bahasa Prancis itu sambil sesekali nguping guide yang pakai bahasa Inggris dan ngomong kenceng-kenceng. Kalau punya uang lebih, sewalah audio guide! Kepake banget kok.
Read More
Untunglah kota besar seperti Paris punya sistem transportasi umum yang bagus: Le Metropolitain alias metro. Kata “metro” sendiri sudah jadi trendsetter penggunaan istilah kereta bawah tanah di seluruh dunia. Jaringan metro Paris sangat luas dan padat. Jalan sedikit saja pasti ketemu lagi stasiun metro. Dalam trek metro 214 km ini ada 16 line, 245 stasiun, dan itu semua dalam luas 86.9 km persegi kota Paris, menjadikannya sebagai salah satu metro terpadat di dunia. Metro ini pertama kali dioperasikan tahun 1900 dan tetap mempertahankan gaya art noveau dari jaman dulu di setiap stasiunnya. Jadi, kalau berkesempatan ke Paris, manfaatkan metro buat kemana-mana! 
Contoh pintu masuk metro bergaya art nouveau
Tiket
Single tiket untuk semua transportasi di Paris namanya tiket “t+” seharga 1.7 euro per tiket. Kalau mau lebih hemat, belilah carnet, 10 tiket t+ seharga 13.7 euro, lebih murah kalau kita beli 10 ketengan. Single dan carnet ticket bisa dibeli di mesin tiket yang ada di setiap stasiun. Perhatikan signage yang ada di mesin, beberapa mesin tidak menerima uang kertas. Kalau kebetulan cuma punya uang kertas dan mesin nggak menerima uang, ngomong saja dengan petugas di loket atau petugas yang stand by di deket mesin di stasiun-stasiun sibuk. Mereka helpful kok, walau gak semuanya ramah, hehe, tapi bisa berbahasa Inggris dengan baik.
Read More
Next PostNewer Posts Home