36 Hal Yang Harus Kamu Ketahui Sebelum Backpacking ke Eropa

14 comments
Break dulu dari nge-post pengeluaran backpacking ke tiap-tiap negara di Eropa. Kali ini saya akan menyebutkan hal-hal yang perlu diketahui sebelum pergi ke Eropa untuk pertama kalinya. This is a super random and long list, mulai dari visa, mata uang, tips, culture shock, makanan, sampe pakaian. Super random, bahkan banyak yang remeh temeh. You've been warned. Nggak banyak intro, langsung aja yah!

Visa Turis
1. Nama visa untuk ke Eropa adalah Visa Schengen.
2. Visa Schengen adalah visa tunggal untuk 26 negara di EropaAustria, Belgium, Czech Republic, Denmark, Estonia, Finland, France, Germany, Greece, Hungary, Iceland, Italy, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Malta, Netherlands, Norway, Poland, Portugal, Slovakia, Slovenia, Spain, Sweden, Switzerland, dan Liechtenstein.
3. Nggak semua negara Uni Eropa masuk zona Schengen seperti UK dan Irlandia. Sebaliknya, negara di zona Schengen, belum tentu gabung Uni Eropa, seperti Norwegia, Iceland, Liechtenstein, dan Switzerland. Jadi, kalau kamu juga ingin ke UK, kamu harus apply 2 visa yang berbeda: UK dan Schengen. 
4. Visa Schengen turis ada 2 kategori: single entry dan multiple entry. Single entry artinya kamu hanya bisa masuk ke zona Schengen 1 kali saja. Multiple entry kalau berencana keluar zona Schengen dan masuk lagi, misalnya ke Amsterdam-London-Paris dianggap masuk 2 kali. Seperti namanya, multiple, kamu bebas masuk lebih dari 2 kali. 
5. Masa berlaku maksimum visa Schengen turis adalah 90 hari
6. Detail cara mendapatkan visa Schengen turis sudah pernah saya tulis di sini.
7. Kalau punya visa multiple entry, kamu bisa masuk negara-negara Eropa non-Schengen yang nggak kalah eksotis tanpa visa tambahan. Kroasia (90 hari), Bulgaria (90 hari), Romania (90 hari), Albania (90 hari), Bosnia (7 hari), Cyprus (90 hari), Macedonia (15 hari), Montenegro (30 hari), dan Serbia (90 hari). Lumayaan!


Schengen Area (Courtesy of www.schengenvisainfo.com)
Mata Uang
1. Nggak semua yang di zona Schengen sudah pakai euro, seperti Republik Ceko (koruna), Polandia (zloty), Hungaria (forint), Swiss (franc), Denmark (krone), Norwegia (krone), Swedia (krone) dan Iceland (krona).
2. Pecahan koin euro paling kecil adalah 1 sen sampai 2 euro. Sementara untuk uang kertas, terkecil 5 euro, terbesar 500 euro. Kalo ke money changer, sedih ya, bawa rupiah segepok dituker cuma selembar ke euro. 
3. Untuk di negara non-euro, bawa saja euro-nya dan ditukar di money changer di sana. Perhatian: jangan tukar di pusat keramaian turis. Rugi bandar!
4. Uang 1 euro koin itu unik, di sisi belakangnya terdapat ukiran/embos gambar khas masing-masing negara pencetak uang euro. Sisi ini disebut national side, gambarnya pun macam-macam, tergantung kebanggaan masing-masing negara

Courtesy of www.eurocoinswap.com

Makanan
1. Street food di Eropa porsinya besar! Mulai dari frites, waffles, kebab, ice cream, churros, burek, pretzel, wurst, pizza, calzone, panini, brioche, aaahhh... you name it... dan enak-enak semua. Sering saya merasa kenyang hanya makan Turkish doner di pinggir jalan. Jajan dijadiin makan siang, hehe, nggak apa-apa deh, semuanya enak dan besar sih!
2. McDonald mahal, lebih baik pergi ke restoran atau take away makanan yang lebih bergizi dan lebih murah. Saya seringnya ke McDonalds kalo lagi kangen makan es krim sundae-nya saja (yang juga mahal).
3. Cara memesan makanan di restoran: masuk ke restoran, duduk di kursi, pelayan akan mendatangi kita, pesanan kita dicatat (jangan lupa minta air keran supaya gratis minumnya), lalu ketika bayar, kita tinggal membulatkan tagihan sebagai tip. Tip ini juga nggak wajib kok, kalau kita puas sama layanannya aja. Rata-rata pelayan di sana digaji, nggak seperti di USA yang gajinya kecil dan mengandalkan tip sebagai pemasukan utama. 
4. Nah, cara nomor 3, hati-hati kalau lagi di Italia khususnya di tempat-tempat sangat turistik, berdiri di konter, makan di dalam ruangan, atau makan di luar ruangan harganya bisa beda!
5. Belanja di supermarket atau pasar menurut saya adalah cara yang paling sehat, murah, dan gampang. Belanja adalah pengalaman yang sangat kultural, kita jadi tahu kebiasaan makan orang lokal. Bahkan di supermarket Eropa, beras dan bumbu instannya lebih beragam dari pada di Jakarta. Kalau di pasar, kadang kita terkendala bahasa, tetapi kalau di supermarket, bisa ambil-ambil barang sendiri dan harga tercantum di label. Favorit saya adalah jus dan susu: lebih murah daripada di Jakarta!

Hungarian beef goulash di restoran Havelska Koruna, Praha, super enaaaaaak!!
Getting around
1. Selalu bawa peta. Mau yang online, offline, atau tercetak, selalu biasakan bawa peta supaya nggak buang-buang waktu nyasar.
2. Peta gratis bisa didapatkan di tourist information office dan penginapan.
3. Sering riset tentang tiket keliling kota. Kadang, beli tiket 24 jam bisa sangat menguntungkan. Hitung-hitung dulu, bandingkan dengan kalau membeli tiket ketengan.
4. Kalau pintu tram/metro nggak otomatis terbuka, jangan lupa untuk selalu memencet tombol/menarik tuas pintu. Beberapa pintu memang harus by request dibuka.
5. Begitu halnya dengan turun dari tram/bus, selalu pencet tombol stop yang ada di pegangan dan dekat pintu untuk memberitahukan supir bahwa kita mau turun. Saya pernah kebablasan halte bus gara-gara nggak mencet tombol stop dan supirnya ngacir aja karena nggak dikasih tahu.
6. Selalu riset tentang view point gratis di suatu kota supaya bisa ngeliat kota dari atas. Selain jadi pengalaman mengesankan, lokasinya Instagramable! Misalnya Paris di Basilica of Sacre Coeur dan rooftop Galeries Lafayette, Roma di Piazza Santa Maria del Popolo, Vienna dari Gloriette Schloss Schonbrunn, Bratislava dari Bratislava Castle, Budapest dari Gellert Hegy, atau Florence dari Piazza Michalengelo. Setiap kota pasti punya view point gratis atau murah, kejar!
7. TripAdvisor punya peta kota-kota besar dunia offline dan gratis di aplikasi Android. Saya banyak pakai apps tersebut karena review-nya terpercaya.

Getting around Amsterdam with trams
Pakaian
1. Orang Eropa suka banget pakai warna hitam, abu-abu, atau warna-warna gelap lainnya. Jadi kalau mau blended dan nggak mencolok perhatian, bawalah baju-baju warna gelap. Coat merah? Siap-siap ngerasa beda sendiri!
2. Kalungin kamera di leher, bawa peta sambil jalan kebingungan, pakai tas pinggang, sepatu lari mencolok adalah cara untuk berteriak: "GUE TURIS LOH." Saya sendiri nggak suka begitu, saya pengen jadi bunglon sebisa mungkin supaya nggak jadi target pencopetan dan perampokan.

Bahasa dan Pendidikan
1. Polandia, Ceko, Slovakia, Slovenia punya 1 rumpun bahasa Slavic yang kata-kata dan pengucapannya hampir mirip. Begitu juga dengan Prancis, Italia, Spanyol, Portugal dan Romania dalam 1 rumpun bahasa Roman.
2. Hampir semua negara Uni Eropa punya kebijakan pendidikan gratis sampai S2 dan biaya murah untuk S3. Bikin iri nggak sih?
3. Usahakan selalu mengetahui sedikit bahasa lokal: hai, selamat pagi, terima kasih, maaf, masuk, dan keluar.

Event dan Festival
1. Eropa selalu punya festival atau pameran yang menarik dan kultural, entah itu bayar atau gratis. Sering-sering riset tentang festival yang sedang diadakan.
2. Nonton konser artis favorit bisa jadi lebih murah dari pada di Indonesia. Saya pernah mau ngejar beli tiket 500 ribu rupiah untuk konser 30 Seconds to Mars tapi jadwal tur mereka nggak ada yang pas dengan itinerary.

Kunjungan saya ke Venice bertepatan dengan Biennale Architettura, pameran arsitektur yang super keren!
Itinerary Planning
1. Jangan terlalu ambisius ingin melihat semua dalam waktu singkat, Eropa itu sangat besar dan nggak mungkin bisa puas dalam 1x trip. Slow down, take your time.
2. Gimana caranya supaya bisa memenuhi poin 1? Bikin daftar kota yang ingin kamu kunjungi, bisa top 5 atau top 10 untuk durasi lebih panjang dan temukan alasan kenapa kamu ingin ke sana. Alasan: "Pengen liat doang" kurang kuat. Temukan alasen seperti ini: "Saya pengen ke Warsawa karena Old Town-nya dibangun persis seperti seperti era sebelum perang, menurut saya menarik karena kota ini dulunya hancur rata dengan tanah."
3. Belajar sedikit tentang sejarah negara atau kota tersebut supaya cerita itu akan memberikan kesan di perjalanan kita. Bahkan, dari sejarah, kita bisa bikin daftar top 5 itu lho.

Culture Shock
1. Europeans do smoke. Jangan dikira pergi dari Jakarta ke Eropa berharap bisa menghirup udara segar. Di beberapa kota, merokok adalah sangat umum seperti di Italia, hampir semua orang merokok. Dan bau asap rokoknya sangat tidak menyenangkan! Bikin pusing kayak kretek :(
2. Menurut saya, kota-kota dan karakteristik orang di Eropa sangat cocok dengan orang introvert seperti saya. Mereka sangat menghargai personal space dan kebanyakan dari mereka sangat reserved. Jadi jangan judge Parisien atau Berliners sebagai orang yang grumpy dan arogan karena belum tentu benar!
3. Europeans sangat cultural, sebagian besar dari mereka paling tidak bisa 2 bahasa. Mereka menghargai seni dengan sangat tinggi dan mungkin pengetahuannya tentang sejarah Asia atau Indonesia lebih banyak dari pada kita sendiri.

Daftar ini akan saya update terus kalau tiba-tiba kepikiran hal yang baru. Gimana? Kapan ke Eropa?

-@travelitarius culture is shocking and exciting at the same time, it is one of her things
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

14 comments

  1. Cataat! Siapa tahu ada jodoh ketemu sama europe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, blogger kondang mampir! Pasti berjodoh kok... dan bikin tabungan dimulai dari nol lagi, haha

      Delete
    2. Kak kucing, kamu kan udh ada jodohnya :D

      Delete
  2. Nunggu tabungannya kenceng dulu, semoga tahun depan bisa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiiiin... bisa lah yaa... bisa bikin bangkrut :D

      Delete
  3. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  4. Setuju.. since gw jg paling suka bagian experiencing local culture + photo2 nambah2in postingan instagram :D

    salam kenal!

    ReplyDelete
    Replies
    1. setujuuuuh, culture itu menarik banget! salam kenal juga :)

      Delete
  5. Hai Putri...
    Keren banget blog nya.
    Cerita dan informasinya menginspirasi.
    Aku rencana mau ke Eropa tahun depan bulan Juni-Juli. Solo traveller juga. Boleh info packing list kamu tak? Oiy, kamu bawa backpack aja atau sama koper juga?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, salam kenal. Saya udah pernah nulis packing list ya, cek disini http://www.travelitarius.com/2015/04/packing-list-backpacking-eropa-di-summer.html

      Waktu itu saya bawa 1 backpack 45L plus 1 ransel kecil buat daypack. That's it

      Delete
  6. terimakasih bos tentang infonya dan semoga bermanfaat

    ReplyDelete
  7. mantap mas artikelnya dan salam kenal ya

    ReplyDelete
  8. makasih gan buat infonya dan salam sukses

    ReplyDelete
  9. Wow... Thanks bgt infonya... Lagi ngumpulin banyak informasi nuh buat backpaker ke eropa... Mau nanya nanya banyak sama para suhu yg udah kesana...

    ReplyDelete