Serba-Serbi WWOOF-ing

21 comments
I can help you to translate it,” kata saya ketika menyadari cewek bule di sebelah saya kebingungan mengisi formulir bea cukai tentang barang bawaan dalam Bahasa Indonesia, yang dibagikan pramugari AirAsia. Memang aneh imigrasi Indonesia, formnya saja dalam Bahasa Indonesia, dan dibagikan ke bule. 

Dalam pesawat pulang dari Thailand menuju Jakarta, saya duduk di sebelah sepasang anak muda asal Australia yang sedang melakukan gap year traveling. Kayaknya mereka sepasang kekasih. Setelah formulir tadi diisi dengan bantuan terjemahan dari saya, kami pun mengobrol ringan. Mereka berdua tidak lebih tua dari pada saya, si cewek malah kelahiran 1990 dan belum masuk universitas. Tapi, mereka ngakunya sudah 7 bulan traveling tanpa henti: 3 bulan di Eropa, 2 bulan di Vietnam, dan sudah 2 bulan di Thailand. Damn.

Saya nyesek.

Mereka dapet duit dari mana traveling selama itu? Mereka menjawab: “We saved money from part-time job salary and WWOOF-ing.”

What? Woofing? Like a dog?” tanya saya bodoh.
Ketika itulah saya mengenal WWOOF (World Wide Opportunities on Organic Farms). Pada dasarnya, WWOOF adalah kegiatan volunteer di bidang agrikultural (pertanian, peternakan, atau perkebunan) di mana volunteer mendapatkan akomodasi dan makanan gratis dengan bekerja beberapa jam per hari di lahan host. Jaringan WWOOF ini sudah mendunia, banyak partisipan dari berbagai negara. Masuk saja ke sini, dan kita akan menemukan link WWOOF masing-masing negara.

WWOOF around the world! Banyak yah! Klik link-nya satu-satu untuk detail

Jadi, ceritanya, sepasang bule Australia tadi telah melakukan WWOOF di Vietnam dan Thailand, masing-masing sebulan sehingga mereka bisa traveling lebih lama dan murah. Waw, great idea, isn’t it?

Saya sendiri belum pernah melakukan WWOOF-ing, tetapi sudah ada rencana akan melakukan hal serupa ketika nanti berkunjung ke Romania supaya lebih lama dan murah. Hasil dari baca-baca website WWOOF International, hal-hal yang penting diperhatikan dalam WWOOF-ing adalah:


Mulainya gimana?

Jika mau WWOOF-ing di suatu negara, bukalah website WWOOF negara tersebut. Jadi tentukan dahulu ingin melakukan volunteer di mana. Kita bisa menyelipkan agenda WWOOF-ing ini ke dalam itinerary kita, atau sengaja pergi ke suatu negara karena ingin bekerja di pertanian sana. Website WWOOF International tidak bisa kita jadikan patokan informasi tentang WWOOF-ing di suatu negara, bukalah masing-masing websitenya. Misalnya, untuk WWOOF Romania, buka www.wwoof.ro
Halaman WWOOF Romania

Udah buka websitenya nih, terus gimana?

Baca detail prosedurnya di halaman website. Setiap website pasti akan menjelaskan bagaimana cara menjadi volunteer, cara menjadi host, ketentuan, dan tips-tips.


Oke, saya tertarik, daftarnya gimana?


Di website akan ada form yang bisa diisi dengan lengkap data diri dan informasi pembayaran untuk registrasi WWOOF-ing di satu negara. Bisa dibayar via PayPal atau kartu kredit. Username dan password akan didapatkan untuk login di website supaya bisa mencari dan mengontak daftar pertanian yang sedang mencari pekerja.

Loh! Bayar ya?

Iya, dengan annual fee yang terjangkau, kita bisa mengakses informasi di website tersebut dan bebas mau volunteer-an kapan saja, selama yang kita mau, dalam jangka waktu setahun.

Ogah ah kalo bayar!

Meh. Sebagai ilustrasi WWOOF-ing di Romania hanya memerlukan 10 euro per tahun. Jadi nih, misalnya saya akan ber-volunteer di sana selama 1 bulan, bukannya 10 euro untuk akomodasi dan makan 3 kali sehari selama 1 bulan jadi terlalu murah?

Mulai menarik… Untungnya apa?

WWOOF-ing membuat perjalanan kita semakin kaya dengan cerita. Tinggal di pelosok Transylvania untuk bekerja menggarap perkebunan atau memandikan kuda, membantu petani di persawahan di Chiang Mai, atau memetik kiwi di New Zealand sambil memandang pegunungan bersalju. Yang biasanya kita tidak pernah megang-megang tanah, jadi belajar bagaimana memupuk tanaman, memetik cherry, dsb, dsb, dsb. Kalo saya pribadi sih, saya suka perjalanan yang lebih bermakna dan kaya sehingga nanti ketika kita pulang, kita tidak lagi sama. Apa sih bahasa gue.

Bagaimana dengan visa?

Visa diurus sendiri, pakai visa turis saja. Selain itu, biaya transportasi menuju lahan pertanian sepenuhnya menjadi tanggung jawab volunteers. 

Apa bahasa menjadi hambatan?

Tenang aja, sambil bekerja di lahan host, kita juga bisa belajar bahasa mereka, langsung dari native. Seru kan?

Kembali ke cerita saya yang awal, mereka berdua antusias sekali menggambarkan WWOOF-ing yang sudah mereka lakukan di Vietnam dan Thailand, seperti membantu memberi makan sapi, menggarap sawah, memetik buah, dan semuanya membuat cerita mereka berbeda. Ketika itulah saya mengenal WWOOF-ing dan sudah tak sabar ingin merasakan hal yang sama. 

Mungkin New Zealand? Woof!

Further readings: here, here, here
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

21 comments

  1. Ah, ini menarik dan aku baru tahu. Biasanya cuma tahu WHV aja di Australia, hihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. martabat lo gak turun kalo megang cangkul Riv? hehehe

      Delete
  2. Saya baru saja mengetahui tentang WWOOF ini dan langsung tertarik.
    Bagaimana dengan biaya transportasi ke negara tujuan, apakah ditanggung host atau kita sendiri?
    Oya, apakah sudah sampai Rumania? Bagi donk ceritanya! :)

    Salam, terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Transportasi ke rumah host ditanggung sendiri. Belum kesampean ke Romania dan belum pernah nyobain WWOOF-ing juga. Hehe, tahun depan mungkin

      Delete
  3. Wah, makasih infonya, kak. Kebetulan lagi nyari-nyari info WWOOF juga nih. Salam mampir! :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, bagus, mau rencana WWOOF-ing di mana?

      Delete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. terimakasih infonya... pengen WWOOF-ing ke New Zealand nih... semoga bisa tercapai. amin.
    tapi kayaknya new zealand kgk ada yah??

    ReplyDelete
  6. hai kak, mungkin gak kita ke luar negeri gak punya kartu kredit ? *mungkin aja kali ya :D, gak enaknya gimana kak ? solusinya kak ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin kok, pinjam kartu kredit saja, orang tua atau teman. Kalau saya selalu pakai kartu kredit untuk booking2 hostel atau transportasi dan biasanya kalau sudah dibooking, nggak pernah dimintain kartunya lagi

      Delete
    2. hehe, jadi tetep aja butuh kartu kredit ya kak. baiklah

      Delete
  7. Baru liat postingan ini .... tertarik banget...
    Adakah grup wwoof indonesia ? Pengen tanya2 pengalaman yg udah join nih tq

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya belum pernah ikutan WWOOF jadi belum bisa sharing pengalaman, tapi kegiatan ini seru banget kalo denger dari orang lain :)

      Delete
  8. Oh ya ampun! Aku baru tau kalau WWOOF bisa pakai visa turis. Selama ini aku udah pusing gimana cari duit buat apply work and holiday visa. :) Untuk meyakinkan saja, jadi aku cuma perlu apply turis visa ke Eropa atau Amerika sekali pun ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa, asal gak ketahuan, kan kerjanya informal dan bersifat kekeluargaan gitu, hehe

      Delete
  9. ada yang mau WWOOFing bareng mungkin? negara: jepang mungkin akhir taun ini. bisa ke email aku itsmemaura@yahoo.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Jadii kah WWOOFing ke jepang ? Share pengalaman nya dong, tertarik juga nih WWOOFing ke sana

      Delete
  10. aku sudah email ke kamu. aku juga tertarik buat wwoofing di jepang. aku juga udah ngasih no wa ku di email. berharap bgt bisa ke jepang tahun ini

    ReplyDelete
  11. dari sini kita bisa kumpulin duit gak ya?

    ReplyDelete
  12. udah buat WWOFING kak tolong bagi info klo udah hehe makasih

    ReplyDelete