Flashpacker vs Backpacker

No Comments
Kalo istilah backpacker pasti udah gak asing lagi di percakapan sehari-hari, bahkan banyak orang yg sok-sokan ngaku backpacker tapi mentalnya belum *ups. Saya sendiri gak mendefinisikan diri sebagai traveler jenis apa, saya kadang pake backpack, tapi gak nolak juga pake koper, tergantung situasi aja. Tapi saya beneran gak setuju kalo definisi backpacker cuma sebatas “orang yg jalan-jalan memakai ransel”. Backpacker lebih kepada mental dan mindset.

Flashpacker. Belum banyak yang denger tentang gaya jalan yang baru beberapa tahun ini dikenalin. Apa sih flashpacker? Perbedaan paling utamanya adalah ini: (ngutip dr ezine articles)

"Flashpackers are NOT a sub-set of backpackers. Backpackers being defined here as those who travel on a strict budgets, use backpacks, and prefer traveling experiences over touring experiences (a distinction that is like the problem of evil discussion in philosophy, mix two beers and you could go at it all night long). In my experience, the different attunements to money make the two fundamentally different types of travelers.Flashpackers will, for example, stay in a super budget hotel, but splurge on the famous restaurant in town. Therefore the fundamental credo of the backpacker might be to seek out budget experiences that are “locally authentic” (in the best cases), whereas the credo of the flashpacker would be to seek out high value experiences that are personally interesting."

Jadi, flashpacker tuh kayak berada di level tengah-tengah antara backpacker dan traveler borju. Mereka ogah ngeluarin duit banyak-banyak, tapi tetep ngutamain kenyamanan, kebersihan, dan pengalaman yang sebanding. Berbeda dengan backpacker, yang selalu ketat dalam hal bujet, flashpacker biasanya lebih fleksibel. Mereka bersedia ngeluarin uang lebih banyak asalkan bawaannya lebih ringan. Misalnya, mereka gak mau repot-repot “bawa semua barang dari rumah”, tapi mereka milih “ngapain gue bawa berat-berat? Beli aja semuanya di tujuan!” Mereka bersedia ngeluarin uang lebih buat high value experiences.Makanya, bawaan mereka lebih ringan dari pada backpacker.

Dalam hal akomodasi, kalo backpacker milih “apa aja yang penting paling murah!”, sementara flashpacker berpendapat “biarinlah mahal dikit, yang penting gue kamarnya lebih nyaman dan lokasinya strategis.” Begitu juga transportasi, flashpacker bersedia ngeluarin duit lebih buat beli tiket budget-airline atau kereta api karena lebih cepat dan high value. Backpacker? Sebisa mungkin mereka mengiriiit duit dengan cara hitchhiking, jalur darat pakai bus, atau opsi-opsi lain yang menurut mereka paling murah.

Selain itu, flashpacker selalu didukung teknologi dalam perjalanan. Mereka gak segan bawa laptop, tablet, GPS, kamera SLR, iPod, you name it, demi memudahkan perjalanan. Biasanya mereka juga cenderung “selalu terhubung” karena internet megang posisi penting di setiap perjalanannya. Memang, flashpacker atau backpacker itu gak penting-penting banget kita kotak-kotakkan. Yang penting adalah kita harus menikmati perjalanan kita, sesuai gaya jalan, bujet, dan waktu kita sendiri. Jadi, siap berangkat?
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 shouts

Post a Comment