Showing posts with label Vienna. Show all posts
Showing posts with label Vienna. Show all posts
Day 26: 3 Juli 2015

Saya cinta segalanya tentang Vienna. Di kota ini, saya menemukan kepuasan dalam menikmati karya seni. Gimana enggak, berjalan-jalan di kota saja saya menemukan musisi jalanan yang kemampuannya bisa bergabung dengan Vienna Philharmonic. Sejarah panjang kerajaan Austro-Hungarian membuat peninggalan bisa kita temukan dengan mudah, disebar begitu saja seantero kota seperti menyebar makanan burung. Bangunan-bangunan yang saya lewati pun indah dan superior, selalu sukses membuat saya feeling overwhelmed. Nggak cuma bangunan ala Barok, Gothik, atau Renaissance, arsitektur modern seperti Modern Arts Museum juga ada.

Makanan pun nggak kalah superior. Sacher Torte, Apple Strudel, dan Schnitzel adalah makanan yang berasal dari kota ini. Sayang, karena puasa, saya hanya mencoba Apple Strudel dari pedagang di jalanan sebagai makanan berbuka puasa. Schnitzel pernah saya cicipi malah bukan di Vienna, tapi di Indonesia. Sacher Torte asli yang dijual di Hotel Sacher harganya bisa sangat mahal, mencapai 46.50 euro (hampir 700 ribuan) untuk diameter 22 cm. Tapi tenang aja, mereka menjual potongan slice-nya seharga 6 euro. Cukup mahal untuk ukuran kue yang cuma sepotongan gitu, tapi kalau pecinta kuliner dan kue makanlah di sini paling enggak sekali seumur hidup, hehe. 
The original Sacher Torte (image courtesy of www.sacher.com)
Berjalan-jalan di tengah kota diawali dengan Stephansdom, atau St. Stephen's Cathedral. Kunjungi dan lihat sendiri semua detail mahakarya yang diletakkan di katedral yang menjadi gereja terpenting di Austria ini. Upacara pemakaman maestro musik Vivaldi diadakan di sini lho. 
St. Stephan's Cathedral (sorry for major noise)
Setelah puas berkeliling katedral, keluar dan langsung berjalan ke arah Karntnerstrasse, area pejalan kaki utama yang menghubungkan Stephansdom dan Staatsoper. Jalan ini adalah jalan favorit saya di Vienna, tempat kita bisa cuci mata melihat-lihat toko suvenir, toko kerajinan tangan, butik, kafe, musisi jalanan, atau sekedar duduk-duduk internetan pakai wi-fi gratis. Dan jangan salah, musisi jalanan yang perform di sini, banyak mahasiswa jurusan musik, jadi musikalitas mereka enggak usah diragukan lagi. Saya biasa menghabiskan koin-koin sisa dari negara lain untuk memberikan tip, nyebelin sih, tapi cuma itu yang saya punya, hehe.
Karntnerstrasse
Puas cuci mata di jalanan khusus pejalan kaki ini, saya lalu naik tram menuju Schloss Belvedere! Salah satu properti milik Dinasti Habsburg di zamannya, sekarang beralih fungsi menjadi museum yang menyimpan lukisan tersohor dari Austria. Salah satunya karya Gustav Klimt berjudul "The Kiss" yang legendaris itu.
Nuff said, time for photos!
How I love its front facade! Overwhelmed by arts!

Selfie di depan kaca, Viennese-style

Majestic as hell

Schloss Belvedere, tampak belakangnya
Taman Belvedere, tampak menara tertinggi dari Stephansdom dari jauh
Liburan di Vienna sangat menyenangkan. Sistem transportasi yang mudah dipelajari dan dinavigasi. Bangunan-bangunan cantik berumur ratusan tahun dan orang-orangnya baik. Sungguh sayang buat ditinggalin. Tapi perjalanan harus dilanjutkan, kota-kota cantik lainnya harus dikunjungi juga. Besok saya akan ke Bratislava, kota yang menurut Euro Trip sangat jauh terbelakang. Kita lihat, apa benar seburuk itu kotanya?

-@travelitarius next my Austria bucket's list: Halstatt, Salzburg, and Innsbruck
Read More
Day 25: 2 Juli 2015

Dari Praha, ke Brno, ke Vienna, saya memakai jasa bus Student Agency. Bus yang berbasis di Republik Ceko ini punya jaringan bus yang sangat luas seantero Eropa. Dari Praha saja, kamu bisa naik bus sejauh ke London, Kopenhagen, Oslo, sampai Helsingborg di Swedia dengan harga murah! Kalau punya banyak waktu dan minim uang seperti saya, cobalah sekali-kali pakai bus jarak jauh karena bus ini sangat nyaman. Nanti saya akan buat review khususnya ya.

Hari ini saya akan menjelajah kota Vienna. Selain karena pengen lihat Schloss Schonbrunn, saya nggak punya ekspektasi tinggi terhadap kota ini. Jujur saja, saya selalu punya ekspektasi rendah tiap semua kota yang saya datangi. Nggak mengharap yang muluk-muluk, buat saya, ke Eropa saja sudah sangat bersyukur.

Setelah kemarin saya sampai sore hari dan langsung nonton sepak bola bersama Albrecht sampai malam, saya baru berjalan-jalan hari ini. Untuk pertama kalinya saya dapet host cowok. Jujur saja, awalnya saya kurang nyaman 1 apartemen dengan cowok, tapi Albrecht orangnya cool banget. Sekarang dia sedang mengambil PhD filsafat di Universitat Wien dan punya minat besar di politik. Habislah saya ditanya-tanya tentang keadaan politik di Indonesia, hahaha. Saya berusaha menjawab sebisa mungkin dan yang membuatnya tertarik adalah kekuasaan penuh presiden kita sebagai kepala negara dan sekaligus pemerintahan.

Berkunjung ke Vienna seperti berkunjung ke negeri dongeng, apalagi kalau sedang sepi turis dan bersalju. Bangunan dengan arsitektur cantik dan karya seni benar-benar diperhatikan di sini. Apalagi kota ini sendiri punya 2 istana yang bisa kita kunjungi. Salah satunya Schloss Schonbrunn, yang akan menjadi highlight tulisan saya sekarang. Schloss artinya istana dan Schonbrunn artinya musim semi yang indah dalam Bahasa Jerman. Istana ini adalah salah satu bangunan Barok yang paling well-preserved.

Istana
Tercatat sebagai UNESCO World Heritage Site, istana musim panas bagi monarki Habsburg ini diberikan kepada Maria Teresa sebagai hadiah pernikahannya dengan Francis I. Istana ini sekarang berfungsi penuh sebagai museum, yang bisa menjadi sumber memahami perjalanan kekasisaran Austro-Hungaria pada khususnya. Dinasti Habsburg ini bisa dibilang "penguasa Eropa" karena anggota dinasti ini ada yang menjadi bagian atau penguasa kerajaan lain misalnya Kerajaan Bohemia, Hungaria, Spanyol, Romawi, sampai England. Setelah dihadiahi istana, Maria Teresa melakukan renovasi istana dan taman besar-besaran, yang menjadikan istana ini semegah sekarang. Dan akhirnya, istana ini menjadi kediaman tetapnya di Vienna. Kompleks ini termasuk bangunan istana dengan 1440 ruangan, taman yang bikin orang Indonesia mana pun kecapekan jalan kaki, dan Vienna Zoo yang disebut sebagai kebun binatang tertua di dunia. Ck, ck, ck...
Bangunan utama istana, tampak dari pintu gerbang depan
Tiket masuk kompleks terbagi-bagi menjadi beberapa tiket ketengan. Misalnya, kalau kita mau masuk ke maze, harus bayar 5 euro, kalau ke puncak Gloriette, bayar lagi 3.5 euro. Tiket masuk istana ini sendiri sudah termasuk audio guide, jadi cukup mahal, 15.90 euro. Untuk lebih lengkap mengenai harga dan turnya, silakan cek link ini. Tercatat ada 2.8 juta orang per tahun mengunjungi istananya saja. Pengunjung taman, labirin, kebun binatang totalnya lebih dari 6 juta orang, yang menjadikan total sekitar 8 juta lebih orang per tahun. Gila, hampir sama dengan total kunjungan turis ke Indonesia per tahun!

Taman
Dengan panjang 1.2 km dari barat ke timur dan 1 km dari utara ke selatan, jalan kaki di sini bikin tumit pegel, apalagi buat orang Indonesia yang nggak terbiasa jalan kaki (jauh). Ini bagian-bagian taman.
Great Parterre, taman yang menjadi sumbu utama halaman istana (maaf fotonya kurang oke karena mendung)
Air Mancur Neptunus (Neptune Fountain), ada di ujung Great Parterre, dianggap sebagai mahkotanya. Air terjun ini menjadi bagian renovasi Maria Teresa dan selesai tepat sebelum dia meninggal. 
Roman Ruin, awalnya terlihat seperti beneran reruntuhan, ternyata runtuhan itu buatan! Dua patung di tengah itu adalah patung Dewa Sungai Danube dan Enns
Air mancur Obelisk (Obelisk Fountain
1 dari 32 patung yang ada di kiri kanan Great Parterre
Kolam Bundar (The Round Pool) yang ada di persimpangan jalan di taman
Gloriette, ada kafe (mahal) di dalamnya
Gloriette dan Neptune Fountain, dilihat dari istana
Sisanya adalah area-area berbayar yang tidak saya masuki. Sekarang, selain berfungsi sebagai museum, kompleks istana ini sering menjadi tuan rumah konser musik Vienna Philharmonic setiap hari selama musim panas. Jadi, kalau ketemu sales-sales berpakaian ala Mozart lengkap dengan wig kriwilnya, pasti kamu akan dirayu-rayu untuk membeli tiket ini. Nggak papa kena rayu, saya yakin, nonton konser musik klasik di Vienna jadi pengalaman berbeda.

-@travelitarius ah, life is good in Vienna
Read More
Kalo Paris punya Pere Lachaise Cemetery yang dijadiin destinasi turis buat nyekar makam Jim Morrison dan banyak orang terkenal lain, Vienna juga punya. Kalau mau coba wisata yang aneh-aneh di Vienna, silakan kunjungi Zentralfriedhof (Central Cemetery) yang terletak di kawasan Simmering. Kompleks makam ini adalah salah satu yang terbesar di dunia dengan luas 2.4 km persegi dan lebih dari 3 juta orang dikubur di sini. 2 kali lipat lebih banyak dari penduduk Vienna yang masih hidup. Bayangin gedenya kayak apa, halte tram-nya aja ada 3 buat masing-masing pintu gerbang!

Tor 2: Pintu kedua dan utama, kalau mau langsung ke Beethoven, masuk melalui pintu ini saja
Dibuka pada tahun 1874, kompleks makam ini terbagi-bagi ke beberapa agama seperti Katolik Roma, Protestan (termasuk Lutheran dan Calvinism), Yahudi, Islam, beberapa aliran Ortodox (Rusia, Yunani, Romania, Bulgaria, Serbia, Koptik), dan Buddha, yang terakhir ditambahkan pada 2005. 

How to get there
Naik tram no 6 , 72, atau 71 dari pusat kota Vienna dan turun di Zentralfriedhof Tor 2, pintu kedua sekaligus pintu utama. Karena kompleks ini besar sekali, lebih baik langsung turun di pintu kedua karena sudah dekat sekali dari makam Beethoven. 

Naik tram 72, 71, atau 6 dan turun di Zentralfriedhof Tor 2
Nggak cuma Beethoven saja yang dikubur di sini, terdapat section khusus kuburan musisi atau komposer. Brahms, Strauss I dan II, Schubert, dan lainnya yang saya nggak pernah dengar. Terdapat juga monumen untuk Mozart, tetapi Mozart tidak dikubur di sini (makam yang sebenarnya tidak ada yang tahu).

Musiker section, tempat di mana sebagian besar komposer terkenal dikubur
Ini dia musiker section!

The most visited tomb: Beethoven's
Strauss dan Brahms


Kalau saya sendiri sih, kompleks makam ini nggak ada serem-seremnya soalnya kuburannya bagus-bagus banget. Beberapa keluarga bangsawan malah udah membeli lahan untuk makam anggota keluarganya, bahkan untuk yang masih hidup. Saya heran sama bangsa Eropa, semua sudut dibuat karya seni sampai makam pun punya nilai seni tinggi. Beberapa patung serumit benda museum Louvre loh. Hebat!

Kuburan entah siapa, yang penting cakep
Salah satu contoh kuburan keluarga
Random tombs

Another random sections
Menurut saya, tempat in recommended kalau udah nggak tahu mau ke mana lagi di Vienna. Selain kita bisa bawain bunga untuk Beethoven, aura tenang dan sepi dari turis bisa bikin sedikit rileks. 

-@travelitarius cemetery, what an off-beaten path to explore a city

Read More
Sudah hampir setengah jalan di Eropa, budget masih aman karena banyak surplus di negara-negara non-euro. Datanglah saya ke satu-satunya kota yang saya kunjungi di Austria: Vienna. Kelaparan karena berpuasa dan cuaca terik, saya dijemput host saya di Vienna, Albert. Kami nonton bareng bola bareng di suatu kafe sambil ngabuburit. Albert penggemar bola fanatik, hampir semua pertandingan Piala Dunia 2014 ditontonnya. Dia memesan segelas besar bir dan menawarkan memesan menu untuk saya.
"No, Danke, I'm fasting," jawab saya nyengir kelaparan (18 jam gitu loh!)
"Want any drinks?" tawarnya lagi.
"No, thanks again, I'm fasting."
"Not even water?" tanyanya mulai heran.
"Yep."
"Crazy."
"That's how it goes..." jawab saya berusaha menutup pembicaraan.
"I don't think I can do that. How many hours you fast?"
"From dawn til dusk. In my country, we used to fast for 13 hours, but in summer in Europe, the days are longer... so I have to fast 18 to 19 hours."
"Wow, you must be exhausted right now." 
"A little bit."

St. Stephen's Cathedral di Vienna
Lalu kami menghabiskan sore (dari jam setengah 7 sampai 9 malam) menonton pertandingan sepakbola Argentina vs Swiss. Saya sendiri kalo nonton pertandingan sepakbola nggak pernah bener-bener full nonton pantengin dari awal sampe akhir, makanya saya jadi bosan luar biasa. Saya menatap layar TV tanpa bener-bener nyimak apa yang terjadi di lapangan. 

Pengeluaran selama di Eropa
Hari ke
Tanggal
Pengeluaran
TRS
F&B
ACC
OTH
TOTAL
AUSTRIA: Vienna
42.39
1-Jul-2014
Chinese food (dinner)
6.8
2-Jul-2014
Tiket 48h Vienna
13.3
Belanja groceries
7.64
3-Jul-2014
Suvenir Vienna
5.5
Kuncir rambut
1.95
Blaguss: Vienna-Bratislava
7.2

4-Jul-2014
No expenses





Notes: all in euro
TRS: Transportasi 
F&B: Makan dan minum
ACC: Akomodasi
OTH: lain-lain

Vienna kira-kira sama mahalnya dengan Berlin di Jerman. Tapi saya masih bisa surplus sedikit. Untuk transportasi getting around, saya membeli tiket unlimited 48 jam yang berlaku di area Vienna termasuk bus, tram, dan metro. Untuk makan sahur dan berbuka puasa, saya membeli makanan siap masak dan roti di supermarket. 

The majestic Schloss Schonbrunn in Vienna
Total 42.39 euro untuk 3 malam di Vienna, yang artinya 14.13 euro per hari. Ini sudah termasuk beli suvenir dan beli tiket bus ke Bratislava. Mungkin hemat karena puasa sih... eh, nggak juga kok, hehe

-@travelitarius seeing a grand and pretty cathedral is on of her reasons to go to Europe
Read More
Susah untuk menjawab selain "Vienna" kalau ditanya "Dimana tempat terbaik menonton konser musik klasik dan opera?" Yes, Vienna. Tempat dimana Mozart, Beethoven, dan Bach pernah mengadakan konser tunggalnya. Vienna Philharmonic disebut-sebut sebagai salah satu orkestra terbaik di dunia, yang bermarkas di Vienna State Opera (Wiener Staatsoper). Gedung Staatsoper ini juga merupakan salah satu opera tersibuk di dunia, yang menyelenggarakan sekitar 300 konser, opera, dan pertunjukan balet sepanjang tahun. Wew, jadi kapanpun kamu ke Vienna, pasti ada pertunjukan di Staatsoper

Kalau kamu jalan-jalan di Vienna, khususnya di sekitar St. Stephen Cathedral atau Schloss Schonbrunn, kamu pasti nemu cowok-cowok yang berpakaian ala Mozart lengkap dengan rambut palsunya (gak kebayang gerahnya pas summer!). Cowok-cowok ini sales tiket konser yang biasa diadakan di Schloss Schonbrunn dan harganya lumayan mahal kalo gak ambil tiket student. Berhubung orang Indonesia mukanya baby face, coba aja keberuntungan dengan membeli tiket student. Harga termurah yang mereka tawarkan sekitar 25 euro untuk student.

Read More
Previous PostOlder Posts Home