Perjalanan dari Brussels ke Aachen #OneYearAgo

2 comments
Day 8: 15 Juni 2014

Sore ini saya akan ke Aachen bertemu Jenny, seorang couchsurfer yang tinggal di Dueren. Cewek ini baik banget, sampai saya sudah nggak sabar lagi bertemu dengannya. Tiket Go Pass 1 Aachen dari Belgium Rail (SNCB) sudah di tangan, sekarang saya tinggal minta bantuan Lotte untuk mencarikan jadwal keretanya. Pagi itu kami berdua sarapan roti dan teh untuk memulai hari. Setelah dapat jadwal kereta untuk sore nanti, saya pun bersih-bersih dan berpamitan untuk mengunjungi Atomium di utara Brussels. 

Saya ngambil tram ke arah Esplanade dengan tiket 2.1 euro (hih mahal) untuk perjalanan 1 jam. Waktu itu saya mikir, ah, 1 jam cukup untuk bolak-balik karena saking ogah ruginya beli tiket lagi. Jarak Atomium dari pusat kota sekitar 8 km dan memakan waktu sekitar 25 menit naik tram. Dan ternyata saya salah stasiun tram! Seharusnya, saya turun di stasiun Heysel yang paling dekat dari Atomiun tetapi berbeda jalur tram dari jalur yang saya ambil. Jadilah saya turun di Esplanade yang harus jalan kaki sekitar 2 km menuju sana. mana waktu itu gerimis dan harus buru-buru ngejar tiket 1 jam. Jadilah saya menikmati Atomium dari jauh saja, hiks...
Atomium dari jauh
Harusnya segini bagusnya, hehe... (image courtesy of brusselscity.net)
Siangnya, saya jalan-jalan lagi di sekitar pusat kota sebelum balik ke apartemen Lotte untuk janjian Skype dengan keluarga di rumah. Setelah ngobrol panjang lebar selama kurang lebih setengah jam dengan orang rumah, saya pun mulai packing untuk bertolak ke Aachen. Sebelum pamit, selfie dulu sama Lotte!
Cool Belgian girl
Tuntas dadah-dadahan dan peluk-pelukan bersama host, saya pun berjalan kaki menuju Brussels Centraal Train Station (Gare de Bruxelles-Central) tak jauh dari Grand Place. Nggak nyangka, Brussels yang ibukota Eropa, ternyata stasiun utamanya kecil saja, total trek rel hanya 6 dengan 3 peron. Kereta yang saya naiki adalah Intercity yang berhenti di tiap stasiun. Untuk mencapai Aachen, saya harus transfer kereta di Liege Centraal menuju Aachen Hbf. 
Liege Central Station
Overall, perjalanan sangat menyenangkan apalagi saya bisa melihat countryside atau pedesaan Belgia yang seperti lukisan. Di dalam perjalanan, saya ingat sekali waktu itu saya iri dengan penduduk di desa. Walaupun lokasinya jauh dari kota, tetapi akses kereta dan kesetaraan gaji membuat hidup di sana menjadi lebih damai. Belum lagi dengan pendidikan dan kesehatan yang terjamin pemerintah. Lalu saya bingung kapan Indonesia bisa semaju Belgia, Belanda, atau negara-negara Eropa lainnya. Nggak usah jauh-jauh deh, menjadi setara dengan Malaysia saja saya pikir masih banyak PR yang harus dikerjakan. Duh, kenapa jadi nggak bersyukur begini? Dan, kalau melihat desa-desa di sana, tuh cantik-cantik banget! Tanahnya berbukit-bukit, warnanya berubah-ubah sesuai musim, sapi-sapinya gemuk, dan rumah-rumahnya antik. Sayang karena kereta terlalu cepat, kamera saya yang nggak seberapa ini nggak bisa nangkep dengan bagus. 

Saya sudah pernah ceritakan insiden miscommunication ketika akan bertemu dengan Jenny di sini. Cerita itu cukup panjang dan sudah pernah saya tulis, jadi silakan ke sana dulu yah, hehe. Malam itu saya habiskan mengobrol dengan Jenny sambil berkeliling kota Aachen yang indah di malam hari. Dengan doner kebab di tangan, Jenny nggak ada habis-habisnya membuat saya nyaman dengan kehadirannya. I feel like I have another home.

P.S.: Maaf yah, menulis setiap hari menyebabkan inkonsistensi panjang tulisan. Tapi I'll do my best untuk menceritakan apa yang saya tangkap ketika jalan-jalan. 

-@travelitarius at first she tried to count her blessings, but in the end it is countless. 
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments

  1. Wah itu Atomium yang pernah aku lihat di reality show the amazing race :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aaaah... series favorit gue tuh The Amazing Race. Jadi kebanyakan mupeng nontonnya :D

      Delete