Hari Pertama di Berlin #OneYearAgo

No Comments
Day 11: 18 Juni 2014

Kurang dari 24 jam di Hanover, saya sudah harus pergi ke Berlin untuk mengeksplor kota bersejarah ini. Setelah berjanji akan mengunjungi Sonja di lain waktu, saya pun bertolak ke Berlin nebeng mobil Andreas dari blablacar.com. Emailnya yang terakhir mendeskripsikan pick up point, plat mobil, dan ciri-ciri mobilnya. 5 menit sebelum waktu janjian, saya sudah di pom bensin Aral di pinggir kota Hanover, cukup dekat dari autobahn. Di tempat yang sama, saya bertemu dengan John, seorang businessmen asal New Zealand yang juga akan menebeng mobil Andreas. Buat yang belum kenal blablacar atau sistem carsharing ini, silakan baca dulu blog post saya tentang sistemnya di sini.

Andreas datang 30 menit lebih lambat dari yang seharusnya. Hadeuuuh... Biasanya orang Eropa nggak segini ngaretnya! Dia berdalih agak terlambat mengambil mobil rentalnya. Ternyata mobil yang dia bawa adalah Volkswagen Transporter berwarna hitam yang bisa muat banyak. Dia menyapa saya dengan ramah dan meminta maaf atas keterlambatannya. Andreas adalah laki-laki paruh baya dengan rambut penuh uban tetapi dengan semangat muda. Semua penumpangnya masih muda dan dia berbincang dengan semangat seolah-olah sudah lama kenal. Durasi perjalanan dari Hanover ke Berlin adalah 4 jam dengan banyak mengangkut orang di pinggir jalan, ternyata bisa dibilang Andreas jadi omprengan seharian itu. Tapi, omprengan Volkswagen yang lega gitu, saya mah gak keberatan :)

Saya diturunkan di pinggiran Berlin, tak jauh dari stasiun S-Bahn Bundesplatz. Setelah membayar 18 euro kepadanya, saya lalu masuk ke stasiun S-Bahn dan langsung membeli tiket 24 jam. Tiket sudah di tangan, saya lalu bersemangat melihat peta transportasi Berlin. Well, pretty much I'm fucked. Berlin gede banget dan transportasinya rumit!
Well, that's what I called difficult! (image courtesy of BVG)
Mamaaa... aku bingung... gimana caranya ke Ostbahnhof dari Bundesplatz? Saya cukup gugup waktu itu, ini pertama kalinya saya kesulitan menentukan arah transportasi. Tengok kiri kanan, kok sepi banget nggak ada yang bisa ditanyain. Lalu saya berusaha tenang dan melihat lagi petanya. Saya mumet dengan U-Bahn dan S-Bahn, saya tahu kok kalau U-Bahn itu kereta bawah tanah dan S-Bahn adalah kereta di atas tanah. Itu saja. Selebihnya, I have no idea at all! Lama mantengin selama beberapa menit, saya mulai ngerti paling tidak gimana caranya ke Ostbahnhof. 

Selama di Jerman, memang tidak ada pemeriksaan tiket, tapi jangan coba-coba nggak beli tiket. Kalau terkena denda ratusan euro dari random check, miskin dan malunya minta ampun. Selalu validasi tiket di peron stasiun atau di mesin validasi di samping supir bus. Walaupun sudah pegang tiket tapi nggak divalidasi, dendanya sama! 

Akhirnya saya sampai di apartemen Lena dan Andrej di Kreuzberg, host Couchsurfing saya selama di Berlin 3 malam yang akan datang. Nggak susah mencari gedung dan apartemen di Eropa, semua penomoran sudah teratur dan kita tinggal mencarinya sesuai urutan. Pasangan tersebut berbaik hati memberikan kamar tidurnya buat saya. Saya sudah memaksa bertukar dengan sofa saja, tapi mereka menolak. "I am the couchsurfer and I am supposed to sleep on the couch, not you." Mereka tetap memaksa memberikan kamar dengan double bed-nya. Bahkan saya dipinjamkan selimut, handuk, dan boneka beruang. Hiks, jadi terharu...

East Side Gallery Berlin
Mereka membantu saya menavigasi kota ini serta transportasinya melalui website BVG. Akurat banget informasi, sampai jam kedatangannya ke menit-menitnya didetail jelas di web. Well, my friend, that's Germany. Karena hanya punya setengah hari sebelum malam, saya lalu jalan kaki ke East Side Gallery yang sangat dekat dari Kreuzberg. Sisa tembok Berlin terpanjang ini (1.3 km) sering dicap sebagai simbol kebebasan dengan 105 lukisan tembok dari seniman-seniman seluruh dunia. Tembok ini juga dibanggain karena menjadi galeri open-air yang terpanjang dan terawet di dunia. I am proud have seen and touched it! Sayang juga, banyak lukisan yang sudah tercoreng dengan coretan nggak jelas turis atau lokal.


Sisa terpanjang dari Berlin Wall
Oberbraumbucke
Jembatan tertua dan terbesar di Berlin ini adalah jembatan untuk S-Bahn dan mobil, dibangun pada awal 1700-an dari struktur kayu. Pada masa Perang Dunia, jembatan ini dipake hanya buat West Berliners nyebrang ke East Berlin. 
Oberbraumbucke
Museum Island
Semua yang akan ke Berlin pasti akan melihat satu pulau di tengah sungai yang berisi 5 museum kebanggaan Berlin dan Jerman. Museum itu adalah Altes Museum, Neues Museum, Bode Museum, Pergamon Museum, dan Alte Nationalgalerie. Sebagian besar museum ini menyimpan benda-benda  seni dan bersejarah dari zaman Prussia masih berdiri. Selain museum itu, terdapat juga Berliner Dom atau Berlin Cathedral yang maha cantik.
Bode Museum, salah satu dari 5 museum utama Berlin

Berlin Cathedral, sayang masuknya bayar :(
That's all for today karena saya ingin menghabiskan waktu bersama Lena, Andrej, dan Marie-Curie kucing mereka. Besok lanjut lagi!
Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

0 shouts

Post a Comment