Touchdown Europe #OneYearAgo

2 comments
Day 2: 9 Juni 2014

Akhirnya penerbangan menyiksa selama 13 jam selesaaaai! Capek luar biasa, padahal duduk dan makan doang. Saya sampai di Charles de Gaulle Airport (CDG) Terminal 1 jam setengah delapan pagi hari, dan siap-siap menghadapi imigrasi Prancis! Terminal 1 ini kecil, berbentuk lingkaran, dan langit-langitnya rendah. Sampai ke gedung terminal, saya ikutan mengantri imigrasi yang sangat panjang untuk antrian paspor non-EU. Bandara utama kota Paris tersebut terletak sekitar 25 km dari kota dan bandara kedua tersibuk di Eropa setelah London Heathrow. Untuk ke kota, saya memilih menggunakan RER B (biaya 10 euro-2015), sudah termasuk transfer ke metro, dan memakan waktu 40 menit. 

CDG terminal 1: on my way to immigration!
Looooooong queue
Setelah mengantri paling tidak 45 menit, tiba giliran saya maju ke loket imigrasi, "Bonjour," sapa saya dengan pengucapan Bahasa Prancis asal-asalan. Petugas ngeliat muka saya sebentar, mencocokkan dengan visa, lalu cap cap cap, selesai. Hah, gitu doang? Nggak ditanya apa-apa? Horeee... masuk Eropa! Berikutnya, ambil bagasi dan bongkar plastic wrap-nya! Menurut lo gampang bongkar plastic wrap dengan pulpen? Saya jadi tontonan orang di bandara pas ngebongkar lilitan plastik lengket itu, bener-bener nggak praktis. 

Bongkar plastic wrap pake pulpen biar greget
Untuk naik RER B, kita harus ke terminal 3 dulu menggunakan shuttle train gratis CDGVAL. Ikuti saja petunjuk arah menuju CDGVAL. Sampai ke stasiun RER B di terminal 3, saya membelanjakan euro pertama saya dengan tiket RER dan carnet (10 lembar single ticket). So far so good karena saya sudah pernah lihat instruksi naik CDGVAL dan RER di YouTube. 

Dalam kereta RER, saya menemukan bahwa populasi kulit hitam di Prancis sangat banyak, sebagian besar mereka adalah imigran Afrika yang sudah turun temurun tinggal di Paris. Di dalam kereta ini juga, saya menemukan pengemis dengan membagikan amplop bertuliskan kata-kata sedih. Iiiiih, Indonesia banget!

Seperti yang sudah pernah saya ceritakan di post tentang metro Paris, rute metro dan RER memang sangat rumit kalau dilihat di peta. Tetapi, setelah beberapa saat orientasi, ternyata sangat mudah navigasi rute. Saya transfer ke metro di Cluny La Sorbonne, dan turun di stasiun metro Charles Michels. Sesampainya di gedung apartemen Francois, saya lalu bingung, gimana caranya ngebel? Saya asal pencet tombol di depan pintu, sampai tiba-tiba ada yang keluar, lalu saya menyelinap masuk. 

Petugas concierge apartemen Francois guanteng. Mukanya tipikal cowok Prancis yang di film-film. Sayang nggak bisa Bahasa Inggris, jadi nggak bisa digoda, haha. Backpack saya dititipkan ke ruang penitipan concierge, lalu saya pakai toilet umum untuk bersih-bersih muka dan sikat gigi. Setelah selesai, EXPLORE PARIS!

Apartemen Francois deket banget sama Eiffel Tower, dan itu tujuan pertama saya. Cuaca waktu itu cukup enak untuk jalan-jalan, angin sejuk dan matahari hangat. Pertama kali melihat Eiffel Tower, saya langsung terharu. Maaak... aku sampe di Eiffel, maaak...

Happy face
Karena masih capek, saya cuma muter-muter Eiffel Tower, Trocadero, dan Arc de Triomphe. Capek jalan kaki, akhirnya saya naik bus sepanjang Sungai Seine untuk melihat kota dengan cepat. Sorenya, saya menunggu Francois pulang kerja jam 4 sore di Mal Beaugrenelle yang terletak persis di depan gedung apartemennya. Langsung nyari wifi gratisan buat ngabarin orang rumah. 

Saya menghabiskan sore dan malam bersama Francois dan keluarganya. Kami banyak mengobrol tentang negara masing-masing. Malam itu saya tidur cepat karena masih jet lag, bersiap-siap tenaga untuk besok jalan lebih jauh lagi!

-@travelitarius visions are worth fighting for


Next PostNewer Post Previous PostOlder Post Home

2 comments

  1. Duh gak bosen-bosennya baca blog ini,,, makasih mbak telah menginspirasi,,, semoga saya cepet nyusul utk keliling EROPAH :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amiiin! Masak traveler ganteng kayak Alid nggak sampai ke sana sih...

      Delete